Cara Ampuh Menyelesaikan Masalah Kecemasan Berlebihan


Kita tidak akan pernah bisa lari dari masalah. Jika kita lari dari masalah maka masalah itu akan terus membelenggu jiwa kita. Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah adalah menghadapinya. Kebanyakan penderita ansietas itu berusaha lari dari masalah, Ketika dia takut dengan sesuatu hal, dia akan coba menghindari hal tersebut.

Sebagai contoh yaitu orang yang takut dengan kematian, ketika seseorang takut dengan kematian, dia akan berusaha menghindari hal-hal yang mengingatkan dia dengan kematian. Jika warna putih bisa mengingatkan dia dengan kematian maka dia tidak akan pernah menggunakan warna putih untuk barang-barang yang dia miliki.

Jika ada saudaranya yang meninggal dunia, dia tidak mau turut serta memandikan jenazah dan menguburkan jenazah. dia tidak mau turut serta karena dia takut sekali lihat jenazah. Jika dia takut naik pesawat maka dia akan coba untuk menghindari pesawat. Dia merasa takut naik pesawat karena dia membayangkan kalau pesawatnya terjatuh, dia bisa meninggal.

Kemudian, penderita ansietas itu juga takut untuk keluar rumah. Biasanya dia lebih banyak menyendiri dalam rumah daripada berada ditempat keramaian. Dia tidak mau keluar rumah karena dia takut nanti dia pingsan di tempat keramaian.

Kalau penderita ansietas yang mengalami fobia sosial biasanya tak mau untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dia tidak mau bersosialisasi dengan orang lain karena dia takut nanti orang lain punya respon yang buruk terhadap dirinya. Dalam hal ini, dia takut orang lain tersinggung, dia juga takut nanti diremehkan orang ataupun ditertawakan orang.

Apabila ada kesempatan untuk berbicara di depan umum, biasanya dia lebih banyak mengabaikan kesempatan tersebut.

Jika Anda mengalami hal-hal seperti ini maka cobalah untuk merubahnya dari sekarang. Sampai kapan Anda akan lari dari masalah ? Apakah dengan lari dari masalah, Anda bisa lepas dari masalah tersebut ? Apakah Anda tidak berkeinginan untuk punya kehidupan yang bahagia ?

Selagi Anda tidak punya keberanian untuk menghadapi masalah, maka masalah itu akan terus mengikuti Anda. Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah adalah menghadapinya. Jika Anda takut terhadap sesuatu maka datangi betul hal yang Anda takutkan itu.

Jika Anda membiasakan diri untuk menghadapi hal-hal yang Anda takutkan maka seiring berjalannya waktu, mental Anda akan terbentuk. Anda jadi berani dengan hal-hal yang selama ini Anda takutkan.

Jika dengan melihat warna putih Anda jadi teringat dengan kematian, maka cobalah untuk sering-sering menggunakan warna putih untuk barang-barang yang Anda miliki. Biasakan diri Anda dengan warna putih. Jika Anda sudah terbiasa dengan warna putih maka ketakutan Anda terhadap warna putih akan hilang dengan sendirinya.

Jika Anda takut dengan kematian maka cobalah untuk sering-sering menghadiri pemakaman jenazah. Bila perlu, coba Anda turut serta dalam memandikan jenazah dan menguburkan jenazah. Dengan begini, jiwa Anda menjadi terbiasa. Jika jiwa Anda sudah terbiasa maka Anda menjadi tidak takut lagi.

Jika Anda takut naik pesawat maka cobalah untuk sering-sering naik pesawat. Sampai kapan Anda akan menghindari pesawat ? Semakin Anda menghindari pesawat maka Anda akan semakin takut untuk naik pesawat.

Namun, jika Anda sudah sering naik pesawat maka seiring berjalannya waktu jiwa Anda menjadi terbiasa. Jika jiwa Anda sudah terbiasa dengan pesawat maka Anda tidak akan takut lagi naik pesawat.

Jika Anda takut untuk keluar rumah maka cobalah untuk sering-sering keluar rumah. Sampai kapan Anda akan mengurung diri di rumah ? Semakin sering Anda mengurung diri di rumah, maka Anda akan semakin takut untuk keluar rumah.

Jika Anda tidak mau keluar rumah karena alasan tertentu seperti mengelola bisnis online, itu tidak ada masalah. Namun, jika alasannya karena Anda takut maka Anda perlu merubahnya dari sekarang.

Jika Anda membiasakan diri untuk keluar rumah maka nantinya Anda menjadi berani untuk keluar rumah. Pada awalnya memang terasa berat, namun jika Anda sudah terbiasa maka hal itu akan terasa ringan. Jangan Anda turuti kecemasan Anda yang mengatakan “Bagaimana kalau nanti aku pingsan di tempat keramaian? Bagaimana kalau penyakit asam lambung aku kambuh ketika berada di tempat keramaian ?”

Jika Anda turuti kecemasan tersebut, maka kecemasan tersebut akan terus membelenggu diri Anda. Coba Anda renungkan, Apakah pingsan di tempat keramaian itu merupakan masalah yang besar? 

Kalau menurut saya biasa saja. Saya sendiri sering melihat orang tiba-tiba pingsan di tempat keramaian, lalu dibantu ramai-ramai untuk berdiri kembali. Ketika melihat orang lain pingsan, biasanya kita akan beranggapan kalau orang tersebut sedang sakit ataupun sedang kelelahan.

Jadi, cobalah untuk membuang semua kekhawatiran Anda, lalu keluar dari zona nyaman Anda. Mulai sekarang, cobalah untuk sering-sering keluar rumah. Hal ini akan membuat jiwa Anda menjadi terbiasa untuk keluar rumah. Jika jiwa Anda sudah terbiasa maka mental Anda akan terbentuk dengan baik. Anda akan menjadi berani untuk berada di tempat keramaian.

Jika Anda tidak mau bersosialisasi dengan orang lain karena takut nanti orang punya respon yang buruk terhadap Anda maka Anda perlu mengubah hal itu.

Cobalah untuk sering-sering bersosialisasi dengan orang lain. Sampai kapan Anda akan menghindar untuk bersosialisasi dengan orang lain? Semakin Anda menghindar untuk bersosialisasi dengan orang lain maka Anda akan semakin takut untuk bersosialisasi dengan orang lain. Jadi, jangan Anda turuti kecemasan Anda tersebut

Biasanya ketika bersosialisasi dengan orang lain akan muncul kecemasan seperti ini, bagaimana kalau aku kehabisan bahan obrolan, lalu aku terlihat kaku di depan orang lain? Bagaimana kalau nanti orang lain tersinggung karena aku salah ngomong ? Bagaimana kalau nanti orang lain jadi meremehkan aku karena aku salah ngomong ?

Untuk mengatasi kecemasan tersebut, Anda perlu melepaskan beban fikiran Anda dalam bersosialisasi. Jangan pernah takut melakukan kesalahan dalam berbicara dengan orang. Jika pada saat berkomunikasi Anda melakukan kesalahan maka Anda tidak perlu menyesalinya, anggap saja hal itu sebagai pembelajaran.

Kemudian, jangan pernah berharap semua orang akan punya respon baik terhadap Anda. Jika Anda mengharapkan semua orang akan punya respon yang baik terhadap Anda maka hal itu adalah mustahil. Sepintar apapun Anda, sehebat apapun Anda, dan sebaik apapun Anda, tetap akan ada orang yang tidak menghargai Anda.

Rasul yang merupakan manusia yang paling mulia saja ada juga orang yang tidak menghargai dia. Jadi, jangan pernah berharap bahwa semua orang akan bersikap baik kepada Anda.

Mulai sekarang, cobalah untuk sering-sering bersosialisasi dengan orang lain. Dan, seandainya Anda punya kesempatan untuk berbicara di depan umum maka cobalah untuk ambil kesempatan itu.

Dari dulu sampai sekarang, saya merasa senang sekali jika ada orang yang menawari saya untuk berbicara di depan umum. Dulu, waktu kuliah saya sering kali mendapatkan tawaran untuk menjadi MC atau pembawa acara. Dan, terkadang malah saya yang meminta untuk jadi MC.

Biasanya saya jadi MC untuk acara yang diselenggarakan oleh organisasi kampus dan kegiatan lainnya seperti Kerja Kuliah Nyata (KKN), diskusi kelompok dan lain-lain. Saya senang menerima tawaran untuk berbicara di depan umum karena berbicara di depan umum itu banyak sekali manfaatnya. Manfaat tersebut diantaranya yaitu melatih mental menjadi kuat, melatih diri untuk pandai berbicara, meningkatkan popularitas dan memperluas pergaulan.

Jadi, jangan pernah menolak tawaran berbicara di depan umum. Jika Anda menolak tawaran berbicara di depan umum karena Anda takut terjadi hal memalukan, maka Anda akan sangat rugi sekali. Mental Anda akan sulit berkembang jika Anda pelihara ketakutan itu.

Jika kita perhatikan ustad, motivator, atau trainer yang hebat berbicara di depan umum itu, apakah mereka langsung hebat berbicara di depan umum ? Saya yakin, pada awalnya sedikit banyak tentu mereka grogi ketika berbicara di depan umum. Namun, karena mereka mencoba membiasakan diri berbicara di depan umum, mereka jadi percaya diri dan hebat sekali berbicara di depan umum.

Supaya kita lebih memahami pengaruh kebiasaan terhadap mental, saya akan berikan sebuah contoh lagi, yaitu orang yang belajar mengendarai sepeda. Coba Anda ingat-ingat lagi perasaan Anda pada saat pertama kali Anda belajar sepeda. Saya yakin pasti Anda merasa ketakutan awalnya.

Rasa takut tersebut membuat Anda membayangkan jika seandainya Anda terjatuh nantinya. Namun, keinginan Anda yang begitu kuat untuk mahir mengendarai sepeda membuat Anda mengabaikan rasa takut tersebut, sehingga Anda memberanikan diri mencoba mengendarai sepeda, lalu kemudian Anda terjatuh pada saat mencoba mengendarai sepeda.

Pada saat itu, mungkin kaki Anda menjadi terluka. Namun, Anda tidak peduli dengan rasa sakit tersebut. Anda terus mencoba lagi untuk mengendarai sepeda. Pada saat Anda mencoba lagi untuk mengendarai sepeda, Anda kembali terjatuh. Namun, Anda tidak peduli. Anda terus mencoba lagi sampai Anda mahir menggunakan sepeda.

Pada saat itu, mental Anda sudah naik. Anda menjadi tidak takut jika terjatuh lagi. Karena, sebelumnya Anda sudah biasa terjatuh saat mengendarai sepeda. Anda terus mencoba lagi, dan pada akhirnya Anda mahir menggunakan sepeda.

Anda tidak takut lagi mengendarai sepeda karena Anda membiasakan diri Anda untuk mengendarai sepeda. Jika seandainya Anda enggan belajar sepeda karena Anda takut terjatuh, mungkinkah Anda akan mahir mengendarai sepeda ? Jawabannya tentu saja tidak

Jadi, pada dasarnya hal-hal yang kita cemaskan itu bisa kita atasi dengan membiasakan diri untuk menghadapinya. Dalam hal ini, bukan berarti saya menyuruh Anda untuk takabur.

Sebagai contoh misalnya kendaraan Anda remnya tidak berfungsi dengan baik, lalu Anda tetap memberanikan diri untuk mengendarainya. Jika Anda melakukan seperti itu maka itu artinya Anda takabur.

Jika kendaraan Anda remnya tidak berfungsi dengan baik maka hal itu perlu Anda cemaskan. Sebelum Anda memperbaiki rem kendaraan Anda, jangan coba-coba memberanikan diri untuk mengendarai kendaraan Anda.

Jadi, kecemasan itu juga dibutuhkan pada saat-saat tertentu. Hal yang tidak boleh itu adalah kecemasan yang terlalu berlebihan. Penderita ansietas itu sering kali mencemaskan sesuatu terlalu berlebihan. Meskipun kendaraannya berfungsi dengan baik, dia tetap cemas untuk mengendarainya. Hal seperti inilah yang perlu diatasi.

Jadi, saya simpulkan sekali lagi, kita tidak pernah bisa lari dari masalah. Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah adalah menghadapinya.

Jika Anda ingin mengatasi rasa takut Anda terhadap kematian maka Anda perlu siap untuk berhadapan dengan kematian. Selagi Anda tidak siap untuk berhadapan dengan kematian maka Anda akan terus menerus takut dengan kematian.

Pada grup ansietas yang ada di facebook, saya sering kali melihat postingan seperti ini “Kalau kita mendengar suara burung, itu tandanya kita akan meninggal, apakah itu benar? Setelah itu, nanti ada yang memberikan komentar untuk menenangkan dirinya. Kemudian, dia menjadi tenang.

Setelah satu kecemasan tentang kematian hilang, lalu muncul lagi kecemasan tentang kematian yang berikutnya. Beberapa hari setelah itu, dia posting lagi “Kalau mimpi ini, katanya kita akan meninggal ya, apakah itu benar?” Setelah itu, nanti ada yang memberikan komentar untuk menenangkan dirinya. Lalu, dia menjadi tenang lagi.

Kemudian, beberapa hari setelah itu dia akan posting lagi tentang rasa takut kematian dengan cerita yang baru. Hal ini akan terus berlanjut sampai dia bisa menghadapi rasa takutnya terhadap kematian.

Tahukah Anda mengapa rasa takut terhadap kematian terus menerus menghantui dia? Jadi, dia menjadi seperti itu karena dia berusaha lari dari masalah. Dia tidak mau memberanikan dirinya untuk menghadapi masalah.

Jika dia ingin mengatasi rasa takut terhadap kematian maka dia harus siap untuk berhadapan dengan kematian. Selagi dia tidak siap untuk berhadapan dengan kematian, maka kecemasan terhadap kematian itu akan terus muncul dengan bentuk yang berbeda-beda.

Dalam hal ini, tentu timbul pertanyaan di benak kita, bagaimana caranya supaya jiwa kita siap untuk berhadapan dengan kematian ?

Jadi, supaya jiwa kita siap untuk berhadapan dengan kematian, kita perlu berserah diri kepada Allah SWT. Coba tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dalam hal ini, kita perlu meyakini bahwa kematian itu adalah ketentuan Allah yang pasti akan terjadi.

Kemudian, kita juga perlu meningkatkan ibadah kita dan menjauhi perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Hal ini akan membuat jiwa kita menjadi siap untuk berhadapan dengan kematian. Ketika kematian itu datang menjemput, kita akan menyambutnya dengan senyuman.

Begitu juga halnya dengan takut terkena penyakit berat. Jika kita ingin mengatasi rasa takut terhadap penyakit berat maka kita harus siap untuk terkena penyakit berat. Selagi kita tidak siap untuk terkena penyakit berat, maka kita akan terus menerus takut terkena penyakit berat. Perlu Anda ketahui, siap terkena penyakit berat bukan berarti kita mengharapkan diri kita terkena penyakit berat. Jadi, jangan salah artikan maksud saya.

Dalam hidup ini sangat penting bagi kita untuk menjaga kesehatan dengan baik. Namun, kita tidak pernah tahu dengan kemungkinan yang terjadi. Jika kita sudah melakukan yang terbaik untuk kesehatan kita, namun tetap terkena penyakit berat juga, berarti itulah yang terbaik menurut Tuhan. Kita harus siap menerimanya dengan ikhlas. Tuhan pasti punya tujuan mulia terhadap penyakit yang ditimpakan-Nya kepada kita.

Dan, ketika kita menderita suatu penyakit, jangan juga patah semangat. Karena, dalam islam sudah dijelaskan, semua penyakit itu ada obatnya.

Post a Comment

1 Comments

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete